Pengembang Indonesia – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapatkan kuota kurang lebih 1.800 unit rumah subsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada 2020.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Pengembang Indonesia Sultra, Muhammad Alkobar mengatakan, setelah ditetapkannya kuota tersebut, seluruh developer yang tergabung dalam Pengembang Indonesia terus berkomitmen membangun rumah hunian yang nyaman bagi masyarakat dengan Program Pengembang Indonesia Yaitu “ Satu Hektar Satu Kecamatan “ agar bisa terwujud Program Pemerintah
Menurutnya, kebutuhan rumah subsidi di Sultra saat ini masih sangat tinggi dan peminatnya begitu banyak. Padahal, pelaku developer atau pengembang perumahan juga terus tumbuh. Tentunya hal tersebut merupakan tantangan bagi pengembang yang lebih dulu ya cara kita untuk berkompetisi, gimana pelayanan kita lebih bagus lagi. Kualitas perumahan yang kita bangun bagus dan sesuai aturan,” katanya
Ketua Juga mengimbau agar anggota Pengembang Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara untuk tidak berbuat merugikan masyarakat kecil dan dia juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati memilih developer. Pasalnya, oknum yang mengatasnamakan developer berbasis syariah cukup banyak bermunculan, begitupun developer yang belum terdaftar secara resmi di Sistem Registrasi Pengembang (Sireng).
Sehingga sebelum membeli rumah subsidi harus melakukan pengecekkan dulu apakah developer tersebut sudah terdaftar di Sireng. Kemudian harus diketahui kantor pemasarannya dan menanyakan ke pihak perbankan penyedia FLPP apakah developer tersebut sudah memiliki track record yang baik.
Sepanjang tahun 2019, 70 developer yang tergabung dalam Pengembang Indonesia Sulawesi Tenggara telah membangun kurang 1.000 unit rumah tipe 36. Namun, baru sekitar 700 unit yang terjual dan sisanya belum terjual hingga Desember 2019 ini.
Salah satu penyebabnya karena kuota akhir tahun ini dibatasi sehingga dialihkan ke sistem Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) atau dikomersilkan dengan bunga yang berbeda dengan FLPP.
“Sekitar 200 unit itu ada di Kendari dan itu belum terjual hingga saat ini. Teman-teman banyak yang alihkan ke komersil karena kuota FLPP yang terbatas tadi,” ujarnya. (b)